Televisi merupakan salah satu sarana
penyampai informasi yang terbaik dari sarana-sarana penyampai informasi
lainnya. Sebab selain suara yang ditampilkan jernih karena menggunakan metoda
sinyal pembawa yang disampaikan pun juga jelas terlihat dengan adanya
penayangan gambar-gambar melalui layar tabung televisi. Karena itu tidaklah
mengherankan kalau sistem dalam televisi digunakan juga pada industry,
kedokeran, pendidikan dan lain sebagainya.
Untuk itu pada modul ini mahasiswa
diajak untuk memahami tentang elemen gambar, scanning, bingkai dan medan
gambar, berkas defleksi, dan sinkronisasi.
Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan tentang elemen gambar, scanning, bingkai dan medan
gambar, berkas defleksi, dan sinkronisasi. Untuk menunjang kemampuan tersebut mahasiswa
akan diberikan latihan-latihan sehingga mahasiswa akan lebih memahami konsep azas
dasar dari pesawat televisi.
PENYAJIAN MATERI
Elemen Gambar
Elemen
gambar yaitu bintik-bintik kecil dari sebuah gambar yang dicetak. Bila elemen-elemen
ini terkena sinar, maka akan memberikan pantulan sinar yang membedakan antara
gelap dan terang sehingga dapat membentuk bayangan bayangan gambar yang
dimaksud. Kalau elemen gambar itu dipancarkan dan diproduksi dalam derajat
ketinggian sinar atau bayangan yang sama dan dalam kedudukan yang sama pula,
nantinya akan diperoleh gambar seperti aslinya.
Scanning
Scanning
atau penelusuran merupakan proses penguraian elemen-elemen gambar langkah demi
langkah dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Dan penguraian untuk
informasi tiap elemen gambar tidak pernah tetap, tetapi berubah-ubah dari waktu
ke waktu karena obyek kamera berubah.
Untuk
pengiriman seluruh informasi, dari obyek bersangkutan dalam jumlah yang
sedikit. Untuk mengatasi hal ini sinyal informasi itu dikirimkan secara
berurutan. Yaitu sinyal listrik yang digunakan untuk menyatakan kuat cahaya
serta warna dari elemen gambar.
Kedua
sinyal itu nantinya akan diterima oleh pesawat penerima secara berurutan satu
persatu. Sinyal yang sesuai dengan kuat cahaya dan warna dari tiap elemen
gambar. Sinyal itu dating satu per satu secara berurutan dan diubah kembali
menjadi elemen-elemen gambar yang mengeluarkan cahaya pada tabung gambar serta
disusun secara teratur pada permukaan fosfor tabung gambar. Dengan cara seperti
itu akan direproduksi gambar sesuai aslinya.
Berkas-berkas
electron yang keluar dan bergerak secara horizontal disebut ‘scanning horizontal’
dan yang bergerak secara vertical disebut ‘scanning vertical’.
Sinar
electron yang keluar dari katoda tabung kamera atau tabung gambar ke permukaan
layar diatur jalannya mulai dari titik sudut kiri atas dan diarahkan ke kanan
melintasi semua elemen gambar dalam satu garis horizontal. Dalam hal ini
dikatakan bahwa berkas-berkas electron itu men-sweep (menyapu) elemen-elemen
gambar pada layar tabung kearah horizontal.
Pada
saat sinar electron sampai di tepi kanan layar tabung, segera ia dikembalikan
dengan cepat ke ujung kiri, akan tetapi sedikit dibawah titik semula. Hal ini
dilakukan untuk memulai membuat garis mendatar berikutnya. Pada saat kembali ke
kiri (garis loncat balik) tidak ada informasi gambar atau elemen-elemen yang
di-sweep.
Gerakan
berkas-berkas electron dari kiri ke kanan disebut langkah maju (trace),
sedangkan gerak balik dari tepi kanan ke tepi kiri disebut langkah balik
(retrace). Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan langkah balik ini jauh lebih
pendek dari waktu yang dibutuhkan untuk membuat langkah maju.
Untuk
memperoleh gambar yang baik dan sempurna, maka scanning itu haruslah dapat
men-sweep elemen-elemen gambar sebanyak-banyaknya. Karena itu untuk satu gambar
lengkap dibuat garis-garis scanning dalam jumlah yang banyak sekali. Pada
televisi penerima garis scanning horizontal tampak sebagai garis-garis putih
tipis memenuhi layar gambar., sedangkan garis retrace sama sekali tidak tampak.
Untuk
tiap satu gambar lengkap pada sistem televisi kita menggunakan 625 garis-garis,
dan setelah scanning kearah vertical (tegak), yaitu dengan mengembalikan
berkas-berkas electron kembali ke ujung atas layar. Bidang yang dihasilkan dari
penelusuran secara horizontal dan vertical ini selanjutnya disebut ‘raster’.
Scanning
yang digunakan pada televisi adalah ‘interlaced scanning’ (penelusuran secara
bersisipan). Dengan menggunakan metoda scanning
berjalin ini gangguan ‘flickering” (gambar kedap-kedip) dapat dihilangkan.
Berikut
ini proses interlaced scanning:
- Pertama
kali berkas-berkas electron diarahkan dari sudut kiri atas dan digerakan ke
kanan sampai mencapai titik ujung tepi kanan. Ini merupakan scanning garis
ganjil nomor 1
- Setelah
selesai satu garis, berkas electron dikembalikan ke kiri pada titik sedikit
dibawah titik kiri semula, dan dari titik ini di scan garis ganjil nomor 3.
Begitu seterusnya sampai pada ujung bawah. Setelah mencapai ujung akhir
dibagian bawah ini berarti scanning lengkap pertama selesai dilakukan dan
diakhiri pada titik tengah bagian bawah.
- Sesudah
itu sinar diarahkan lagi ke atas, dan berakhir pada titik tengah bagian atas.
Dari titik tengah atas ini di-scan setengah garis horizontal ke kanan sampai
pada ujung tepi kanan, kemudian dikembalikan lagi pada ujung kiri dan jatuh
dibawah titik semula, akan tetapi diatas titik kiri permulaan garis ketiga,
atau diantara titik nomor satu dan nomor 3. Dari titik baru ini dimulailah
penelusuran garis genap pertama yaitu garis nomor 2
- Mulai
dari garis nomor 2 ini, terus menerus di-scan dari kiri ke kanan dan
dikembalikan lagi ke kiri seperti halnya waktu men-scan garis-garis ganjil.
Scanning garis genap ini berakhir pada ujung kiri bawah. Dengan demikian
selesailah scanning untuk satu gambar lengkap. Kemudian untuk memulai scanning
gambar kedua sinar electron dikembalikan lagi seperti semula.
Banyaknya
garis pada keadaan yang sesungguhnya adalah tergantung dari sistem yang
digunakan. Untuk sistem televisi di Indonesia menggunakan standard garis 625
yang terbagi menjadi dua (masing-masing 312,5 garis)
Didalam
kamera mengubah informasi gambar menjadi sinyal video, rencana gambar diuraikan
menjadi sejumlah garis-garis horizontal. Scanning horizontal ini tidak
dilakukan secara berurutan, tetapi ditelusur lebih dahulu garis-garis nomor
ganjil (1-3-5-7 dst) baru kemudian
garis-garis nomor genap (2-4-6-8 dst). Dengan demikian seluruh raster
ditelusur dua kali untuk memperoleh luminansi yang lengkap.
Bingkai dan Medan Gambar
Untuk
standard garis 625 terbagi menjadi dua, msing-masing 312,5 garis. Frekuensi
ulang vertical adalah sebesar 50 Hz, maka seperangkat garis lengkap yang
membentuk raster harus muncul diatas layar setiap 1/50 detik. Kita telah
mengetahui bahwa frekuensi ulang garis sebesar 15.625 Hz untuk sistem 625
garis. Kalau frekuensi ulang garis 15.625 Hz kita bagi dengan frekuensi
vertical sebesar 50HZ, maka akan kita dapatkan jawaban 312,5. Hitungan sederhana
ini menunjukkan bahwa untuk setiap telusur vertical hnya terdapat separuh
jumlah garis suatu gambar yang lengkap.
Setiap
gambar televisi yang lengkap, terdiri dari dua telusur vertical, dan setiap
telusur menhasilkan separuh jumlah garis suatu gambar lengkap. Hal ini berarti
bahwa suatu gambar yang lengkap dihasilkan setiap 1/25 detik.
Setiap
telusur vertical dari separuh jumlah garis gambar total di sebut medan gambar
dan setiap gambar gabungan yang terdiri dari dua medan disebut bingkai gambar.
Dengan demikian kita sudah mendapatkan istilah frekuensi medan, yang sama
dengan defleksi vertical.
Sebagaimana
sudah diterangkan tidak semua garis suatu medan berupa garis aktif (garis yang
membawa gambar). Sekitar 25 per medan merupakan garis padam pada sistem 625/50.
Persistensi
penglihatan kita itu membuat mata kita mempertahankan setiap medan selama
jangka waktu yang pendek. Jadi kedua medan itu secara subyektif terpadu, dan
kita juga melihat suatu bingkai lengkap meskipun pada kenyataannya kita itu
benar-benar melihat dua medan yang terjadi pada selang-selang sebesar 1/50
detik.
Disamping
itu, ketajaman vertical suatu gambar televisi diatur oleh jumlah garis telusur
menurut standard garis masing-masing sedangkan ketajaman horizontal diatur
sistem lebar jalur.
Berkas Defleksi
Untuk
membuat raster dengan cara penelusuran, berkas-berkas electron harus
diayun-ayunkan secara tepat dengan menggunakan metoda elektrostatis atau
elektromagnit. Bila pada lintasan berkas electron tiu terdapat medan
elektrostatis atau elektromagnit dan kekutan serta arahnya dikendalikan, maka arah
dari lintasan berkas electron itu dapat berubah sesuai dengan medan tadi, dan
berkas dapat jatuh pada titik dibidang penelusuran yang dapat kita atur. Defleksi
berkas electron yang horizontal disebut defleksi horizontal, sedangkan yang
vertical disebut defleksi vertical.
Pada
umumnya defleksi dilakukan oleh medan elektromagnit, yaitu berkas electron
dapat didefleksikan secara horizontal dan secara vertical dengan menggunakan
kumparan defleksi. Kumparan defleksi ini disebut juga sebagai kumparan telusur
dan dipasang dileher tabung gambar. Komponen ini disebut dengan ‘yoke’
Untuk
menelusur gambar dengan benar, defleksi horizontal dan vertical harus mempunyai
kecepatan konstan, serta waktu antara akhir penelusuran horizontal pertama dan
permulaan penelusuran horizontal kedua harus dibuat sesingkat-singkat, begitu
juga penelusuran vertical.
Sinkronisasi
Untuk
dapat memprduksi gambar pada permukaan fosfor tabung gambar yang sama dengan
apa yang dikirimkan, maka diperlukan suatu penyesuaian yang tepat. Jadi
penelusuran yang dilakukan dibagian pemancar harus dapat diterima oleh pesawat
penerima serta tersusun kembali sebagaimana mestinya. Proses inilah yang
disebut sebagai sinkronisasi.
Sinkronisasi
(synchronizing) atau yang disingkat sync,berarti menjamin bahwa berkas telusur
di tabung gambar berada dalam irama langkah yang sesuai dengan irama langkah
yang ada pada tabung kamera studio.
Berkas-berkas
telusur ini bergerak bersama dari sudut kiri atas dan kapan saja berkas-berkas
itu selalu ada dalam posisi yang sama diatas layar masing-masing. Informasi
harus dipancarkan bersama dengan bentuk gelombang gambar untuk
mensinkronisasikan telusuran dan untuk menjaga agar tetap berada dalam langkah
irama yang sepadan.
Untuk
mencapai pekerjaan itu diperlukan adanya pulsa-pulsa sinkronisasi pada setiap garis
isyarat video untuk menjaga telusuran garis horizontal tetap dalam kedudukan
irama langkah, begitu juga pada setiap medan isyarat (sinyal) video untuk
menjaga telusuran vertical tetap dalam irama yang benar.
Pulsa
sinkronisasi garis menurut standard garis 625, lamanya satu garis sinyal yang
utuh (termasuk juga pulsa sinkronisasi)adalah 64 mikrodetik (I mikrodetik =
0,000001 detik) dan lamanya satu garis pulsa sinkronisasi 4,7 mikrodetik. Untuk
setiap awal dan akhir dari garis sinyal video tidak berada pada daerah lebih
hitam dari hitam untuk membentuk satu sisi dari garis pulsa sinkronisasi. Akan
tetapi setiap garis mulai dan berakhir jatuh pada taraf hitam dengan periode
waktu yang sangat pendek. Periode-periode tersebut sama dan sesuai dengan pemadaman
pra garis dan akhir garis, atau yang disebut sebagai serambi depan dan belakang
dari pulsa-pulsa garis sinkronisasi. Hal ini bertujuan untuk member peluang
pada sirkuit sinkronisasi, terutama sekali bila pada saat melakukannya jatuh
pada garis putih (awal dan akhir berada pada putih)
Perubahan
maksimum dengan selang-selang yang ada didalamnya itu adalah dari putih ke
hitam, dan selang-selang itu sendiri memberi peluang pada rangkaian timer untuk
menanggapi perubahan yang mendadak dan tajam dalam sinyal amplitude.
Pulsa
garis sinkronisasi bertindak mempegaruhi gerakan menapak kembali dengan bentuk
gelombang arus gigi gergaji, dan ini berada dalam kumparan telusur. Dengan cara
seperti ini penelusuran garis antara penerima dan pemancar berada dalam keadaan
yang sinkron.
Pulsa Medan Sinkronisasi
Dalam
melakukan penelusuran medan juga harus mampu menghasilkan sinkronisasi dengan
level tinggi. Tetapi pekerjaan ini membutuhkan ketelitian karena gambar yang
lengkap (bingkai) terdiri atas dua garis yang disisipkan. Hal ini berbarti bahwa
dalam melakukan medan sinkronisasi harus mengenal dua medan suatu bingkai
maupun menahan berkas electron vertical dalam gambar.
Setiap
medan terdiri atas 312,5 garis dan setiap medan mempunyai sinyal sinkronisasi
sendiri-sendiri. Sebenarnya bukan hanya ada satu pulsa diantara garis-garis
tersebut, melainkan ada serentetan pulsa sinkronisasi di antara medan-medan
tersebut.
Untuk
sistem 625 garis yang membentuk raster, tidak semuanya merupakan garis aktif. Yang
bertanggung jawab penuh mengenai pulsa-pulsa sinkronisasi pada garis ganjil
maupun garis genap, serta kecermatan dalam menyisipkan garis-garis suatu medan
dalam celah-celah diantara garis-garis medan lainnya adalah masalah waktu. Bila
ada kesalahan dalam masalah waktu seberapapun kecilnya dapat mengakibatkan
rusaknya penyisipan garis-garis medan,
dan juga tidak akan menghasilkan garis yang saling berpasangan rapi, tetapi
akan terjadi tumpang tindih garis. Tentu saja hal ini merusak citra gambar yang
dihasikan. Oleh karena itu pulsa-pulsa sinkronisasi harus dibangkitkan dengan
kecermatan tinggi serta dijaga dengan hati-hati pada bagian penerima.
Pembangkitan Pulsa
Unuk
membangkitkan pulsa-pulsa sinkronisasi serta untuk menghasilkan waktu yang
tepat diperlukan adanya suatu konstruksi yang rumit, terutama yang berada pada
pesawat pemancar. Sebab pada bagian studio (pemancar) harus dapat mengendalikan
mutu sebaik-baiknya serta harus dapat menjamin tidak akan terjadi kemerosotan
mutu isyarat referensi dan perubahan pewaktuan pulsa.
Pada
bagian ini dilengkapi dengan sebuah osilator induk Kristal yang beroperasi pada
dua kali frekuensi garis (31250 Hz) serta mampu untuk melakukan pengaturan
waktu secermat mungkin untuk seluruh sistem frekuensi garis ulang hanya
diperoleh dengan membagi keluaran osilator menjadi dua, sedangkan untuk
mendapatkan frekuensi medan ulang sebesar 50 Hz menggunakan rqangkaian pembagi
dengan 625 (bagian ini biasanya disebut dengan pencacah frekuensi).
Pulsa-pulsa
garis medan yang diperoleh dengan cara seperti itu mampu menggerakan pembangkit
masing-masing, sehingga hasilnya nanti akan pas untuk sinkronisasi dan
pemadaman.
Osilator
induk berada dalam kendali frekuensi dari sebuah pengontrol, dimana pengontrol
frekuensi ini menerima tegangan koreksi dari bagian diskriminator. Bagan
diskriminator menerima masukan dua sinyal, yang pertama dari sumber pewaktuan
dan yang kedua dari bagian generator pulsa medan. Dua sinyal yang masuk ke
bagian diskriminator harus saling berpadanan, jika tidak maka frekuensi atau
fasanya menimbulkan kesalahan, sehingga tegangan yang semestinya masuk pada
bagian pengontrol frekuensi menjadi tidak benar.
Generator-generator
garis dan medan juga memproduksi arus dengan bentuk gigi gergaji. Arus ini
digunakan untuk mendefleksikan berkas-berkas electron dalam tabung kamera,
sedangkan pulsa-pulsa selanjutnya yang diambil dari bagian jaringan digunakan
untuk memadamkan atau memutuskan berkas-berkas electron yang ada pada tabung
kamera selama periode-periode pengikutan kembali garis dan medan. Pulsa-pulsa
tersebut dimasukan atau diumpankan ke bagian kisi atau penembak katoda tabung
dengan perjalanan awal menuju ke negative sedangkan akhir menuju ke positif.
Metoda Dasar Pemancaran Sinyal Televisi Warna
Gambar
dan bentuk motif apapun yang hendak dipancarkan dalam sistem pertelevisian terdiri
dari elemen-elemen gambar sebagaimana yang sudah diterangkan. Semakin banyak
dan semakin sarat elemen gambar yang berada pada luas elementair, akan semakin
jelas gambar tersebut serta semakin tajam dilihat.
Untuk
memudahkan dalam transmisi gambar, maka gambar tersebut dibagi-bagi menjadi
bagian-bagian kecil. Begitu juga kuat cahaya dan warna elemen gambar
ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal listrik yang dikerjakan oleh tabung
kamera serta ditransformasikan secara berurutan.
Bila
sinyal-sinyal yang dipancarkan itu telah diterima oleh pesawat penerima,
sinyal-sinyal itu satu persatu diubah menjadi iluminasi pada layar flour yang
ada pada tabung gambar pesawat penerima, sehingga akhirnya nanati akan
dihasilkan gambar yang dapat dilihta sebagaimana aslinya.
Dalam
hal ini, pemancar televisi warna juga harus memancarkan sinyal yang dapat
diterima dan direproduksi oleh penerima televisi warna.
Untuk
mengetahui metoda special yang digunakan pada pemancaran sinyal televisi warna,
perlu diketahui dulu metoda dasar yang digunakan untuk memancarkan
sinyal-sinyal televisi. Metoda dasar tersebut sering disebut juga sebagai
metoda pemancaran sinyal televisi secara parallel.
Pada
sistem parallel, untuk memancarkan sebuah gambar berwarna, sinar yang datang
dari obyek yang dibidik oleh kamera diuraikan menjadi tiga warna primer dari
tiga komponen cahaya, yaitu merah, hijau dan biru. Penguraian itu dilakukan
dengan menggunakan filter warna (penyaring warna). Sesudah penguraian itu dilakukan,
tiga komponen warna diubah menjadi tiga sinyal video (RGB) yang dilakukan oleh
tabung kamera pemancar.
Bila
ketiga sinyal video itu ditransmisikan oleh tiga bagian pemancar yang satu sama
lain tidak saling bergantungan (berdiri sendiri-sendiri) dan sinyal itu
disampaikan ke masing-masing tabung gambar, pada stasiun pemancar terdapat tiga
kamera. Masing-masing kamera menelusuri obyek yang dituju dan setiap kamera
dilengkapi dengan filter warna. Dengan adanya filter warna masing-masing kamera
hanya akan membangkitkan warna primer. Yaitu satu kamera membangkitkan tegangan
sinyal warna merah, satu kamera membangkitkan tegangan sinyal warna hijau dan
satu kamera mebangkitkan sinyal warna biru.dengan cara seperti itu gambar yang
hendak dipancarkan diuraikan menjadi tiga warna primer, dan setiap warna
dimodulasikan pada gelombang pembawa sendiri-sendiri untuk kemudian dipancarkan
dengan menggunakan tiga pemancar yang tidak saling bergantungan.
Karena
masing-masing sinyal ditransmisikan oleh tiga pemancar, maka penguatan yang
dilakukan pada penerima dari ketiga sinyal itu dilakukan oleh penerima yang
saling terpisah (untuk selanjutnya dilakukan pendeteksian). Sinyal-sinyal yang
telah dideteksi disebut ‘sinyal video’ dan diumpankan pada tabung gambar,
sehingga tampilah warna primer merah, hijau dan biru.
Tiga
warna primer yang tampil pada tabung gambar merupakan warna yang saling berimpitan.
Karena mata kita tidak mempunyai kemampuan atau kepekaan terhadap tangkapan
warna-warna itu secara terpisah-pisah, maka warna-warna yang ada dan
ditampilkan pada tabung gambar tampak sebgai warna dari obyek asli yang dibidik
oleh kamera. Hal inilah yang disebut sebagai ‘pemancaran sinyal sistem
paralel’. Pemancaran sistem parallel ini tidak memiliki syarat-syarat
kompatibilitas, sehingga kurang efisien serta mengandung banyak kerugian antara
lain:
- Untuk
mendapatkan gambar dengan kualitas yang sama seperti gambar hitan dan putih,
dibutuhkan lebar bidang tiga kali lipat daripada untuk televisi monokrom
- Siaran
televisi hitam-putih tidak dapat diterima oleh penerima televisi warna. Artinya
penerima televisi warna itdak mampu menampilkan gambar hitam putih sebagaimana
yang ditampilkan pada stasin pemancar.
- Karena
sinyal-sinyal yang dipancarkan pada
stasiun pemancar hanya merupakan sinyal merah, hijau dan biru, maka untuk
pesawat penerima televisi monokron tidak
akan dapat menampilkan warna hitam putih.
Untuk
mengatasi kerugian sebagaimana yang telah disebutkan, maka metoda dasar
pemancaran sinyal televisi warna menggunakan sistem titik berurutan. Sebab
dengan sistem berurutan ini akan dapat dipenuhi syarat kompatibilitas. Krena
dengan sifat yang kompatiblitas , penerima televisi monokrom hanya menampilkan
warna hitam, putih dan abu-abu. Begitu juga dengan sifat kompatibiltas pada
penerima televisi warna akan dapat menampilkan acara-acara hitam-putih dan
warna yang juga hitam-putih.
Karena
itu dalam sistem televisi warna berlaku pula hal-hal yang ada pada sistem
televisi monokron, yaitu:
- Selisih
antara pembawa gambar dengan pembawa suara harus selalu tetap, yaitu sebesar
5,5 MHz
- Lebar
band frekuensi untuk sinyal video adalah 5 MHz
- Frekuensi
garis mendatar atau frekuensi horizontal untuk setiap detik sebesar 15,625 Hz
- Frekuensi
scanning fertical atau frekuensi medan sebesar 50 Hz.
Karena
penerima monokrom menampilkan nuansa kecerahan (brightness) dari obyek yang
dibidik oleh kamera pemancar, maka untuk pemancar televisi warna perlu juga untuk
memancarkan sinyal kecerahan warna obyek agar nantinya dapat diterima pada
penerima monokrom dengan warna hitam,putih dan abu-abu.
PENUTUP
A. Rangkuman
-
Elemen gambar yaitu
bintik-bintik kecil dari sebuah gambar yang dicetak. Bila elemen-elemen ini
terkena sinar, maka akan memberikan pantulan sinar yang membedakan antara gelap
dan terang sehingga dapat membentuk bayangan bayangan gambar yang dimaksud.
-
Scanning atau
penelusuran merupakan proses penguraian elemen-elemen gambar langkah demi
langkah dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Dan penguraian untuk
informasi tiap elemen gambar tidak pernah tetap, tetapi berubah-ubah dari waktu
ke waktu karena obyek kamera berubah.
-
Berkas-berkas electron
yang keluar dan bergerak secara horizontal disebut ‘scanning horizontal’ dan
yang bergerak secara vertical disebut ‘scanning vertical’.
-
Scanning yang digunakan
pada televisi adalah ‘interlaced scanning’ (penelusuran secara bersisipan).
Dengan menggunakan metoda scanning
berjalin ini gangguan ‘flickering” (gambar kedap-kedip) dapat dihilangkan.
-
Setiap gambar televisi
yang lengkap, terdiri dari dua telusur vertical, dan setiap telusur menghasilkan
separuh jumlah garis suatu gambar lengkap. Hal ini berarti bahwa suatu gambar
yang lengkap dihasilkan setiap 1/25 detik.
-
Setiap telusur vertical
dari separuh jumlah garis gambar total di sebut medan gambar dan setiap gambar
gabungan yang terdiri dari dua medan disebut bingkai gambar. Dengan demikian
kita sudah mendapatkan istilah frekuensi medan, yang sama dengan defleksi
vertical.
-
defleksi dilakukan oleh
medan elektromagnit, yaitu berkas electron dapat didefleksikan secara
horizontal dan secara vertical dengan menggunakan kumparan defleksi. Kumparan
defleksi ini disebut juga sebagai kumparan telusur dan dipasang dileher tabung
gambar. Komponen ini disebut dengan ‘yoke’
-
Penelusuran yang
dilakukan dibagian pemancar harus dapat diterima oleh pesawat penerima serta
tersusun kembali sebagaimana mestinya. Proses inilah yang disebut sebagai
sinkronisasi.
-
Pulsa sinkronisasi
garis menurut standard garis 625, lamanya satu garis sinyal yang utuh (termasuk
juga pulsa sinkronisasi)adalah 64 mikrodetik (I mikrodetik = 0,000001 detik)
dan lamanya satu garis pulsa sinkronisasi 4,7 mikrodetik. Untuk setiap awal dan
akhir dari garis sinyal video tidak berada pada daerah lebih hitam dari hitam
untuk membentuk satu sisi dari garis pulsa sinkronisasi.
-
Pulsa garis
sinkronisasi bertindak mempegaruhi gerakan menapak kembali dengan bentuk
gelombang arus gigi gergaji, dan ini berada dalam kumparan telusur. Dengan cara
seperti ini penelusuran garis antara penerima dan pemancar berada dalam keadaan
yang sinkron.
-
Setiap medan terdiri
atas 312,5 garis dan setiap medan mempunyai sinyal sinkronisasi
sendiri-sendiri.
-
Yang bertanggung jawab
penuh mengenai pulsa-pulsa sinkronisasi pada garis ganjil maupun garis genap,
serta kecermatan dalam menyisipkan garis-garis suatu medan dalam celah-celah
diantara garis-garis medan lainnya adalah masalah waktu. Bila ada kesalahan
dalam masalah waktu seberapapun kecilnya dapat mengakibatkan rusaknya
penyisipan garis-garis medan, dan juga
tidak akan menghasilkan garis yang saling berpasangan rapi, tetapi akan terjadi
tumpang tindih garis
-
dalam sistem televisi
warna berlaku pula hal-hal yang ada pada sistem televisi monokron, yaitu:
o
Selisih antara pembawa
gambar dengan pembawa suara harus selalu tetap, yaitu sebesar 5,5 MHz
o
Lebar band frekuensi
untuk sinyal video adalah 5 MHz
o
Frekuensi garis
mendatar atau frekuensi horizontal untuk setiap detik sebesar 15,625 Hz
o
Frekuensi scanning
fertical atau frekuensi medan sebesar 50 Hz.
B. Latihan
Soal/Test
1. Apa
yang dimaksud dengan elemen gambar?
2. Jelaskan
proses scanning interlaced!
3. Jelaskan
perbedaan medan gambar dan bingkai gambar!
4. Apa
yang dimaksud dengan sinkornisasi, mengapa sinkronisasi diperlukan dalam teknik
televisi?
5. Jelaskan
peranan pusa-pulsa sinkronisasi!
C. Kunci
Jawaban
1. Elemen
gambar yaitu bintik-bintik kecil dari sebuah gambar yang dicetak. Bila
elemen-elemen ini terkena sinar, maka akan memberikan pantulan sinar yang
membedakan antara gelap dan terang sehingga dapat membentuk bayangan bayangan
gambar yang dimaksud.
2. Proses
interlaced scanning (scanning berjalin):
- Pertama
kali berkas-berkas electron diarahkan dari sudut kiri atas dan digerakan ke
kanan sampai mencapai titik ujung tepi kanan. Ini merupakan scanning garis
ganjil nomor 1
- Setelah
selesai satu garis, berkas electron dikembalikan ke kiri pada titik sedikit
dibawah titik kiri semula, dan dari titik ini di scan garis ganjil nomor 3.
Begitu seterusnya sampai pada ujung bawah. Setelah mencapai ujung akhir
dibagian bawah ini berarti scanning lengkap pertama selesai dilakukan dan
diakhiri pada titik tengah bagian bawah.
- Sesudah
itu sinar diarahkan lagi ke atas, dan berakhir pada titik tengah bagian atas.
Dari titik tengah atas ini di-scan setengah garis horizontal ke kanan sampai
pada ujung tepi kanan, kemudian dikembalikan lagi pada ujung kiri dan jatuh
dibawah titik semula, akan tetapi diatas titik kiri permulaan garis ketiga,
atau diantara titik nomor satu dan nomor 3. Dari titik baru ini dimulailah
penelusuran garis genap pertama yaitu garis nomor 2
- Mulai
dari garis nomor 2 ini, terus menerus di-scan dari kiri ke kanan dan dikembalikan
lagi ke kiri seperti halnya waktu men-scan garis-garis ganjil. Scanning garis
genap ini berakhir pada ujung kiri bawah. Dengan demikian selesailah scanning
untuk satu gambar lengkap. Kemudian untuk memulai scanning gambar kedua sinar
electron dikembalikan lagi seperti semula.
3. Setiap
telusur vertical dari separuh jumlah garis gambar total di sebut medan gambar
dan setiap gambar gabungan yang terdiri dari dua medan disebut bingkai gambar.
Dengan demikian kita sudah mendapatkan istilah frekuensi medan, yang sama
dengan defleksi vertical.
4. Untuk
dapat memprduksi gambar pada permukaan fosfor tabung gambar yang sama dengan
apa yang dikirimkan, maka diperlukan suatu penyesuaian yang tepat. Jadi
penelusuran yang dilakukan dibagian pemancar harus dapat diterima oleh pesawat
penerima serta tersusun kembali sebagaimana mestinya. Proses inilah yang
disebut sebagai sinkronisasi.
Sinkronisasi (synchronizing) atau yang
disingkat sync,berarti menjamin bahwa berkas telusur di tabung gambar berada
dalam irama langkah yang sesuai dengan irama langkah yang ada pada tabung
kamera studio.
Berkas-berkas telusur
ini bergerak bersama dari sudut kiri atas dan kapan saja berkas-berkas itu
selalu ada dalam posisi yang sama diatas layar masing-masing. Informasi harus
dipancarkan bersama dengan bentuk gelombang gambar untuk mensinkronisasikan
telusuran dan untuk menjaga agar tetap berada dalam langkah irama yang sepadan.
5. Peranan
pulsa-pulsa sinkronisasi adalah bertanggung jawab penuh mengenai pulsa-pulsa
sinkronisasi pada garis ganjil maupun garis genap, serta kecermatan dalam
menyisipkan garis-garis suatu medan dalam celah-celah diantara garis-garis
medan lainnya adalah masalah waktu. Bila ada kesalahan dalam masalah waktu
seberapapun kecilnya dapat mengakibatkan rusaknya penyisipan garis-garis medan, dan juga tidak akan menghasilkan garis
yang saling berpasangan rapi, tetapi akan terjadi tumpang tindih garis
DAFTAR
PUSTAKA
Panduan
Reparasi Peralatan Televisi Warna, 1992, CV Aneka, Solo
Suhana
dan Shigeki Shoji. 1994. Teknik Telekomunikasi. Jakarta : Pradnya
Paramita
SENARAI
Elemen gambar :
yaitu bintik-bintik kecil dari sebuah gambar yang dicetak.
Flicker
: gambar
kedip-kedip
interlaced scanning :
penelusuran secara bersisipan.
Scanning :
penelusuran merupakan proses penguraian elemen-elemen
gambar
langkah demi langkah dari kiri ke kanan dan dari
atas ke
bawah
Sinkronisasi : (synchronizing) atau yang
disingkat sync, berarti
menjamin
bahwa berkas telusur di tabung gambar berada
dalam
irama langkah yang sesuai dengan irama langkah
yang ada
pada tabung kamera studio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar