Kamis, 02 Maret 2017

Pengertian dasar pesawat televisi

Apa yang disebut dengan pesawat televisi tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Televisi merupakan suatu perangkat pesawat yang dapat menampilkan gambar dan suara sebagaimana aslinya. Gagasan mengirimkan gambar dengan sarana listrik sudah lama adadan dalam perjalanannya ia melalui proses-proses penyempurnaan sehingga akhirnya dapat dihasilkan sebagaimana yang ada sekarang ini. Lebih dari itu, sebenarnya apa yang disebut televisi tidak selalu diperlukan adanya keterlibatan hubungan radio, tabung sinar katoda, maupun frekwensi tinggi. Namun demikian untuk jenis-jenis pesawat televisi konvensional ketiga unsur tersebut selalu ada didalamnya.
Untuk itu pada bab ini mahasiswa diajak untuk memahami tentang azas dasar dari apa yang disebut televisi pengertian dari scanning/penelusuran dalam pesawat TV, intensitas cahaya pada pesawat TV, daya tangkap mata manusia, frekuensi dan channel TV, jarak penerimaan TV, kualitas gambar termasuk didalamnya adalah sinkronisasi brightness contrast dan detail gambar, frekwensi pembawa gambar dan pembawa suara sehingga Mahasiswa dapat mengerti bagaimana sebenarnya ide mengirimkan gambar itu bisa terlaksana sehingga dapat menghasilkan satu perangkat pesawat yang mampu menyuguhkan pola gambar dan suara sebagaimana aslinya.
Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan azas dasar dari pesawat televisi, pengertian dari scanning/penelusuran dalam pesawat TV, intensitas cahaya pada pesawat TV, daya tangkap mata manusia, frekuensi dan channel TV, jarak penerimaan TV, kualitas gambar termasuk didalamnya adalah sinkronisasi, brightness contrast dan detail gambar, frekwensi pembawa gambar dan pembawa suara. Untuk menunjang kemampuan tersebut mahasiswa akan diberikan latihan-latihan sehingga mahasiswa akan lebih memahami konsep azas dasar dari pesawat televisi.

Azas Dasar Pesawat Televisi
Azas dasar pesawat televisi dapat diibaratkan sebagai bagian kerja atau prosedur kerja dari sebuah sel foto selenium, yaitu sebuah komponen yang kapasitas resistansinya berubah-ubah tergantung dari jumlah cahaya yang mengenainya. Kalau sel foto selenium ini kita susun sedemikian rupa pada suatu perakitan untuk nantinya digunakan agar ia bisa mengumpani bola lampu filament melalui baterai atau penguat sederhana, maka kita akan mendapatkan suatu sistem yang mampu memancarkan perubahan-perubahan intensitas cahaya antara dua titik yang saling berjauhan. Bila susunan dari perangkat tersebut dimodifikasi lebih lanjut, maka dimungkinkan akan dapat membangkitkan gambar yang utuh. Ini bisa saja terjadi kalau misalnya kita menghubungkan beberapa sel-sel foto dengan matriks bola-bola lampu dengan suatu susunan sedemikian rupa, kemudian masing-masing masih perlu dihubungkan lagi dengan baterai atau dengan kata lain susunan tersebut telah berada pada posisi yang tepat, maka nanitnya ia akan membentuk suatu perangkat dimana gambar apapun yang difokuskan pada matriks itu akan dapat direproduksi dengan baik pada ujung penerimaannya. Semakin banyak elemen-elemen yang digunakan pada sisitem yang dipakai, akan semakin tajam gambar yang diperoleh. Ide seperti ini tentu saja dapat dilaksanakan, akan tetapi menjadi tidak praktis karena dibutuhkan banyak sambungan kawat dan banyak sekali baterai bahkan untuk dapat menampilkan gambar yang tepat dapat mencapai 10.000 elemen. Walaupun demikian gagasan tersebut sudah menjadi pembuka jalan bagi terciptanya televisi. Dari sini kemudian dicari jalan untuk mendapatkan gambar dan sura yang sempurna. untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pengiriman banyak arus informasi yang dilakukan serentak, digunakan azas penelusuran.

Scanning/Penelusuran
Scanning atau penelusuran yang pertama kali diterapkan dalam azas pertelevisian masih bersifat konvensional. Keluaran sebanyak 10.000 elemen sebagaimana yang sudah disebutkan diatas dihubungkan dengan titik-titik kontak oleh sebuah saklar yang besar. Jika saklar diputar, keluaran yang berasal dari elemen sebelah kiri atas akan tersambung lebih dahulu dengan bagian rotor, kemudian disusul dengan elemen bagian kanan. Cara seperti ini dilakukan secara terus menerus sampai akhir dari baris-baris pada elemen-elemen tersebut tercapai. Sesudah satu baris penelusuran itu dicapai, dilanjutkan pada baris berikutnya dengan posisi agak ke bawah. Begitu seterusnya sampai seluruh gambar tertelusuri. Hal ini dapat disamakan dengan pengetikan sebuah surat pada satu lembar kertas. Pertama kali tentu pada ujung kiri atas kemudian diteruskan ke kanan, lalu dimulai lagi pada ujung kiri sebelah atas pada baris yang kedua sampai nanti selesai satu halaman penuh, tentu saja penelusuran yang dilakukan dalam membentuk pola gambar pada layar televisi tidaklah sesederhana sebagaimana mengetik sebuah surat. Namun secara garis besarnya dapat diidentikkan dengan mengetik sebuah surat pada satu halaman kertas. Dalam hal ini, keluaran dari rotor sakla.r terdiri atas deretan pulsa-pulsa yang mewakili pembacaan intensitas cahaya yang mengenai setiap elemen gambar dengan urutan yang teratur. Bila elemen yang beradadisudut kanan bawah, yaitu elemen yang terakhir telah selesai ditelusuri, hal ini berarti bahwa saklar telah memutari satu lingkaran penuh, kemudian siap untuk memulai lagi dari elemen pertama yang berada disudut kiri atas.
Hal yang terpenting dalam masalah ini adalah bahwa antara pengiriman dan penerimaan, atau kita sebut saja antara pemancar dan penerima harus mempunyai suatu hubungan yang tepat. Kalau hubungan tersebut benar-benar dalam keadaan sinkron, maka nantinya akan diperolah gambar-gambar yang baik. Dalam transmisi TV regular, yaitu sekitar tahun 1930-an, Baird membuat suratu penelusuran dengan sistem 240 garis, tapi sejak televisi beralih pada sistem elektronik, maka sistem tersebut segera tersingkir. Sistem elektronik ini menerapkan sistem 625 garis, baik untuk TV warna maupun hitam putih

Cahaya Yang Di Pancarkan Televisi
Ada sebagai orang yang berpendapat bahwa pesawat TV merupakan salah satu media yang digunakan untuk menerima berbagai informasi (berita) yang terbaik dibandingkan dengan sarana penyampai informasi yang lain. Mengapa sura yang dapat dihasilkan oleh pesawat televisi berbeda dengan suara yang dihasilkan oleh pesawat radio?
Pada umumnya orang menyebut “televisi” saja. Dan siapapun yang mendengar kata ‘televisi’, sudah pasti akan tahu jenis pesawat yang bagaimana yang sedang dibicarakan, yaitu sebuah pesawat yang mampu menanpilkan gambar dan suara sebagaimana layar bioskop televisi sendiri berasal dari dua kata, yaitu ‘tele’ yang berarti jauh dan ‘visie’ yang berarti melihat. Jadi dengan penggabungan dua kata tersebut menjadi televisi maka dapat diartikan ‘melihat dari jauh’. Pada kenyataannya memang demikian. Pemancar televisi digunakan untuk merubah dan memancarkan kembali isyarat-isyarat gambar (pemandangan, orang, mobil, dsb) bersama-sama dengan isyarat suara bersangkutan. Sesudah semua isyarat itu dipancarkan ke udara melalui antenna pemancar.
Selanjutnya isyarat-isyarat itu ditangkap atau diterima oleh televisi penerima dari jarak yang cukup jauh. Tentu saja penerimaan isyarat tersebut juga dilakukan oleh antenna televisi penerima. Sesudah sinyal ditangkap untuk selanjutnya diubah kembali dengan melalui beberapa proses yang dilakukan oleh komponen-komponen pesawat televisi, sehingga apa yang dipancarkan oleh pemancar televisi dapat dilihat dan didengar sebagaimana keadaan aslinya.
Percobaan televisi yang pertama dilakukan sekitar tahun 1926 oleh John L. Baird. Kemudian disusul oleh laboratorium perusahaan telepon Bell pada tahun sekitar 1927. Lalu E.F. Alexanderson juga tak ketinggalan melakukan percobaan dan mendemonstrasikan pemancar televisi ukuran 3 inci persegi, ini dilakukan pada awal tahun 1928. Pesawat televisi pertama yang bekerja secara elektronik baru mulai terdapat dalam perdagangan Amerika Serikat sekitar tahun 1939, pada waktu itu masih menggunakan sistem gambar 441-garis. Baru dalam tahun 1941, komisi perhubungan federal Amerika Serikat mengadakan ketetapan untuk gambar televisi, yaitu menggunakan 525-garis. 13 tahun kemudian, yaitu antara tahun 1951 dan 1954 dibuka kanal televsi yang baru, yaitu kanal UHF (semula hanya menggunakan kanal VHF).
Kalau kita melihat berbagai tayangan gambar yang ditampilkan oleh tabung CRT, itu semua sebenarnya hanyalah proses pantulan cahaya yang mengenai obyek. Sebab dalam TV, cahaya atau bayangan pemandangan yang nantinya akan dipancarkan ke udara, terlebih dahulu diubah menjadi bentuk impuls-impuls listrik. Impuls-impuls listrik ini diperkuat untuk kemudian dimasukan ke gelombang pembawa, dan seterusnya dipancarkan ke udara melalui antenna pemancar. Tentu saja gelombang pembawa yang didalamnya sudah mengandung impuls-impuls listrik tersebut sudah berbentuk gelombang magnet listrik, atau yang lebih dkenal dengan gelombang electromagnet yang mempunyai frekwensi tinggi. Dan gelombang dengan frekwensi tinggi disebut sebagi gelombang radio frequency (gelombang RF).
Sesudah gelombang RF itu dipancarkan oleh antenna pemancar sebagaimana yang disebutkan, maka gelombang RF ini kemudian diterima (ditangkap) oleh antenna penerima TV dan selanjutnya disalurkan ke susunan komponen yang ada dlaam pesawat. Disini terjadi beberapa proses perubahan bentuk yang dilakukan (dikerjakan) oleh susunan komponen pesawat. Dari bentuk gelombang elektromagnetik, diubah menjadi cahaya atau bayangan pemandangan dan suara sebagaimana aslinya untuk kemudian ditampilkan melalui tabung gambar CRT dan pengeras suara.

Intensitas Cahaya
Cahaya atau sinar merupakan sarana fital untuk dapat menangkap atau mengetahui segala bentuk obyek benda yang hendak dibidik oleh kamera. Obyek yang hendak dibidik terlebih dahulu harus disinari dengan cahaya yang kuat, agar pantulan dari cahaya yang sudah mengandung bayangan obyek dapat diterima dengan jelas oleh kamera.
Berbicara masalah cahaya, maka sinar atau cahaya yang lepas dari sumbernya memiliki kecepatan tertentu. Cahaya mempnyai kecepatan diudara atau ruang hampa udara + 186.000 mile/detik atau sama dengan 299.274.000 meter/detik          (1 mile = 1609 meter). Besarnya kecepatan cahaya itu dapat dibulatkan menjadi 300.000.000 meter/detik. Besarnya kecepatan itu bukan merupakan ketetapan yang tak bisa diubah, sebab bila gelombang RF dalam perjalanannya melalui bahan-bahan perantaraan lain, maka kecepatan cahaya sewaktu-waktu dapat berubah.
Dalam teknik televisi, panjang gelombang cahaya biasanya diukur dengan menggunakan satuan milimikron.
1 milimikron = 0,001 (10-3 mikron)
1 mikron = 0,000001 (10-6 meter)
1 meter = 1.000.000 (106 mikron)
1 meter = 1.000.000.000 (109 milimikron)
Sesudah kita mengetahui berapa besar 1 milimikron per meternya, maka untuk menyatakan frekuensi dan panjang gelombang dapat ditulis dengan persamaan:
                                               
f = 3 x 1017

f =  frekuensi dalam satuan Hertz per detik (siklus/detik)
λ = panjang gelombang dalam milimikron

meskipun dalam uraian diatas telah dinyatakan bahwa gelombang cahaya mempunyai frekuensi dan panjang gelombang seperti halnya frekuensi dan panjang gelombang pada suara, tetapi tentu saja antara keduanya memiliki intensitas besar yang berbeda.
Cahaya mempunyai frekuensi yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan frekuensi suara, dan untuk memancarkannya ke udara dalam bentuk gelombang elektromagnetik, digunakan gelombang pembawa dengan frekuensi yang sangat tinggi. Sistem frekuensi yang digunakan dalam televisi ada dua macam yaitu Very High Frequency (VHF) dan Ultra High Frequency (UHF). Sistem VHF ini merupakan sistem frekuensi sangat tinggi, sedangkan sistem UHF jauh lebih tinggi dibandingkan sistem VHF.
Dalam teknik televisi, cahaya atau sinar yang dipantulkan oleh suatu benda, nantinya akan diterima oleh lensa tabung kamera, dan dalam tabung kamera inilah cahaya pantulan yang sudah diterima itu diubah bentuknya menjadi impuls-impuls listrik.
Terangnya cahaya dari permukaan suatau benda yang terkena cahaya, yang dalam pertelevisian disebut ‘brightness’ ditentukan oleh intensitas penyinaran cahaya pada bidang tegak lurus terhadap cahaya dalam satuan luas. Untuk  ‘brightness’ biasanya menggunakan satuan ‘stib’. 1 stib = 1 lilin per cm2. Tetapi seringkali untuk ‘brightness’ ini juga menggunakan satuan ‘lambert’.                                               1 lambert = 1 lumen/cm2
1 lambert         = 1/λ lilin/cm2 = 1/λ stib
= 2,054 lilin/cm2

Daya Tangkap Mata Manusia
Mata manusia mempunyai kemamuan daya tangkap yang terbatas. Semua gerakan yang ada pada gambar yang ditampilkan tidak sepenuhnya dapat diikuti oleh mata manusia. Hal ini dikarenakan mata manusia memiliki unsur-unsur yang tidak dapat mengikuti urutan gerak yang terjadi dalam kecepatan yang lebih dari sepuluh kali tiap detik. Jadi kalau misalnya gambar itu bergerak dengan kecepatan melebihi yang melebihi sepuluh kali tiap detik, maka gambar tersebut nampaknya ‘diam’. Sebenarnya gambaran titik cahaya terang yang bergerak cepat itu telah mendustai mata kita. Ia sebenarnya hanyalah merupakan titik cahaya dengan kecepatan gerak yang melebihi batas daya tangkap manusia, sehingga gerakan itu nampaknya seperti sebuah garis tipis yang mengarah horizontal. Memang sudah demikian, bahwa seharusnya cahaya itu ditangkap sebagai sebuah bintik utuh. Tetapi karena mata kita memiliki daya tangkap yang terbatas, maka bintik cahaya yang bergerak diatas layar itu diterima oleh mata kita sebagai suatu deretan garis-garis tipis rapat dengan arah horizontal.
Kalau kita telusuri lebih jauh lagi, pada hakekatnya daya tangkap yang dapat dilakukan oleh mata kita adalah suatu proses yang membuat mata kita mengubah energy radiasi yang difokuskan ke dalamnya menjadi aktifitas kimia yang pada gilirannya diteruskan ke pulsa-pulsa saraf otak. Dan disini kemudian dilaporkan tentang segala gambar yang difokuskan ke dalam mata.
Sel-sel optic yang paling berperan dan terlibat langsung dalam proses ini adalah ‘rod’ dan ‘cone’. Sel-sel ini bekerja melalui retina, yaitu selaput peka cahaya tempat dimana gambar pemandangan difokuskan oleh lensa mata. ‘rod’ ini mempunyai kemampuan untuk menangkap atau menerima kecemerlangan gambar, atau bisa juga disebutkan bahwa ia tanggap terhadap komponen kecemerlangan pemandangan. Sedangkan ‘cone’ mempunyai kemampuan menambah sensasi warna. Dengan demikian antara rod dan cone merupakan dua unsur yang saling membantu. Tentu saja kalau salah satu mengalami gangguan, dan atau beberapa saraf yang berhubungan dengan rod dan cone mengalami gangguan atau mengalami proses kerja yang kurang baik, maka hal ini mempengaruhi kerja mata, sehingga dayang tangkap yang dapat diterima menjadi tidak sempurna.
Oleh sebab waktu untuk susut tanggapan mata (optic) relatf lambat (kira-kira 80 milidetik) bila rangsangan cahaya yang menimpanya dihilangkan dengan cepat, maka gerakan dari suatu cahaya atau obyek yang saling bergantian itu akan menimbulkan kesan berkesinambungan. Inilah yang disebut sebagai ilusisinematografi. Sebuah bintik cahaya yang bergerak berulang-ulang dengan arah mendatar yang sama pada suatu tabung gambar, maka bintik cahaya itu akan nampak sebagai garis horizontal utuh

Frekuensi dan Channel Televisi
Frekuensi atau gelombang pembawa yang digunakan dalam televisi ada dua macam yaitu VHF dan UHF. Dengan adanya dua sstem ini maka penggunaan channel pun berbeda. Besarnya frekuensi dari saluran-saluran untuk masing-masing Negara tidak sama. Hal ini dikarenakan ada dua sistem yang digunakan yaitu sistem Federal Communication Commission (FCC) yang digunakan di Amerika dan negara-negara sekitarnya serta sistem Committee consultative International des Radio Communication (CCIR) yang digunakan di Negara-negara Eropa.

Jarak Penerimaan
Antara channel VHF dan UHF yang digunakan untuk membawa isyarat gambar dan suara pada televisi, mempunyai karakteristik penjalaran sendiri-sendiri. Baik VHF maupun UHF sama-sama merupakan gelombang radio mempunyai batas besar frekuensi yang berbeda. Gelombang radio yang digunakan pada televisi mempunyai perilaku seperti cahaya. Ini berarti bahwa gelombang tersebut menunjukkan adanya dampak pemantulan dan pembiasan sebagaimana yang dilakukan oleh berkas-berkas cahaya. Selain itu penjalaran yang dilakukan oleh VHF dan UHF seringkali sudah banyak kehilangan kekuatan pada waktu sampai di tujuannya. Hal ini dikarenakan banyaknya halangan yang ditemui dalam penjalarannya.
Prosedur Gelombang Radio
Bahwa lintasan gelombang radio bergerak dalam dua arah, yaitu yang mengarah mendatar dan disebut ‘ground wave’ dan yang mengarah ke atas dan disebut ‘sky wave’. Untuk gelombang yang tergolong pada frekuensi menengah ia mudah untuk dikembalikan lagi oleh ionosfer sehingga menghasilkan penerimaan jarak jauh. Ini yang bisa dilakukan oleh gelombang ‘sky wave’. Tetapi untuk ‘ground wave’, bagaimana juga jauhnya jarak pancaran, ia hanya dapat diterima pada penerimaan lokal. Disamping itu jika frekuensi isyarat yang terdapat padanya meningkat, maka keuatan ground wave makin banyak berkurang akibat kehilangan daya pada bumi. Jika pada jalur gelombang pendek, penerimaan lokal akan cepat memudar bersamaan dengan gelombang bumi, sedangkan untuk penerimaan jarak jauh masih bisa ditopang oleh gelombang langit.
Untuk jenis-jenis frekuensi yang termasuk di dalam kategori VHF dan UHF, pada umumnya untuk gelombang bumi sudah banyak memudar meskipun masih berada di dekat anatena pemancar. Tetapi karena antenna pemancar sendiripun sudah dirancang sedemikian rupa, maka ia bukan saja untuk menacarkan gelombang langit (sky wave) tetapi digunakan juga untuk memberikan gelombang angkasa atau yang disebut sebagai ‘space wave’, dimana gelombang ini cenderung untuk menyusuri permukaan bumi. Hal ini bisa saja terjadi karena sistem antenna yang digunakan biasanya dipasang dipuncak tiang yang tingginya beberapa panjang gelombang diatas permukaan bumi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gelombang angkasalah (space wave) yang digunakan untuk televisi dan pelayanan VHF serta UHF.

Brightness, Contrast, dan Detail Gambar
Ketajaman vertical dari suatu gambar televisi diatur oleh jumlah garis telusur menurut standard garis untuk masing-masing Negara. Sedangkan ketajaman horizontal diatur oleh kecepatan yang digunakan untuk kecerlangan bintik telusur, dan ini dapat berubah-ubah oleh lebar jalur sistem. Oleh karena itulah untuk ketajaman vertical bisa saja dinaikan hanya dengan meningkatkan jumlah garis. Sedangkan mengenai ketajaman horizontal bisa menjadi sangat buruk. Selain dari penghapusan ‘efek garis’ tidak banyak lagi yang bisa diperoleh dalam meningkatkan ketajaman vertical suatu gambar hanya dengan meningkatkan jumlah garis diluar harga yang telah ditetapkan oleh ketajaman horizontal dan lebar jalur. Bila jumlah garis ditingkatkan tanpa disertai dengan peningatan lebar jalur yang sesuai, maka ketajaman seluruh gambar akan menjadi rusak.
Dalam setiap televisi penerima sudah pasti dilengkapi dengan pengatur brightness dan contrast. Baik pengatur yang berada diluar maupun didalam. Apa yang disebut brightness tidak lain adalah merupakan intensitas penyinaran cahaya       rata-rata, dan ia menetukan derajat ketinggian (level) cahaya pada latar-belakang dari gambar yang direproduksi, intensitas dari penyinaran cahaya ini (brightness) setidaknya harus cukup kuat agar nantinya gambar dapat dilihat dengan mudah dalam ruangan yang mempunyai penerangan normal.
Bagian yang menentukan kurang dan tidaknya brightness pada layar tabung gambar televisi adalah:
-       Tinggi tegangan anoda kedua dari tabung gambar televisi.
-       Bias tegangan DC dalam sirkuit kisi-katoda tabung gambar.
Karena untuk menentukan tinggi rendahnya brightness pada layar tabung gambar televisi penerima ini adalah tegangan-tegangan sebagaimana yang disebutkan, maka untuk televisi penerima bagian brightness ini dapat diatur dengan cara mengubah-ubah tegangan bias DC tersebut. Dan pengaturan itu dapat dilakukan dengan mudah karena untuk setiap televisi penerima sudah disertai dengan        sarana-sarana pengatur yang terdapat pada panel depan ataupun bagian dalam.
Kalau pada bagian brightness tegangan DC yang menentukan, maka untuk bagian ‘contrast’ adalah perbedaan antara bagian hitam dan putih dari gambar yang di-reproduksi.  Agar  dapat menghasilkan gambar yang baik pada televisi penerima, seidaknya harus mempunyai cukup contrast yang tinggi atau memadai. Contrast yang terlalu sedikit atau kurang akan berarti bahwa gambar bersangkutan lemah. Bisa dilihat dengan jelas tanda-tanda gambar bersangkutan tampak tipis dan lembut serta kelihatan kabur. Tapi jika kontras itu melebihi semestinya maka gambar terlihat menyolok dengan warna abu-abu berkurang (dapat juga dikatakan gambar dalam keadan cacat). Kontras ini juga sama dengan brightness. Ia dapat diatur melalui sarana yang terdapat pada panel depan yang biasanya berupa potensiometer. Dengan jalan mengatur sarana tersebut, bererti melakukan pengaturan tinggi rendahnya tegangan sinyal AC yang masuk ke katoda tabung gambar. Kontras mempunyai hubungan yang erat sekali dengan brightness sebab hitam dan putihnya latar belakang gambar juga tergantung pada brightness.
Banyaknya elemen gambar yang ditelusur (di-scan) menentukan kualitas gambar. Perincian gambar yang sekecil-kecilnya atau yang disebut sebagai ‘detail gambar’ akan nampak lebih jelas bila elemen-elemen gambar yang di-scan cukup kecil dan cukup banyak. Makin banyak elemen gambar yang di-scan akan semakin jelas pula gambar yang dihasilkan.
Biasanya apa yang disebut sebagai detail gambar juga disebut dengan “resolusi” atau ‘definisi’ gambar. Jumlah detail gabar secara maksimum sangat menentukan ukuran rangka gambar, karena untuk detail gambar itu sendiri juga tergantung dari banyaknya garis-garis scanning dan ukuran lebar band dari channel transmisi.

Perbandingan Frekwensi Pembawa Gambar dan Pembawa Suara
Sesudah kita menelusuri secara garis besarnya, maka untuk mempermudah kita dalam memahami apa yang sudah diterangkan (mengingat adanya perbedaan antara sistem FCC dan CCIR) serta sebelum kita memahami azas kerja dari televisi penerima kita perlu untuk melihat perbedaan banyaknya garis-garis scanning, frekuensi rangka gambar antara sistem FCC dan CCIR

Federal Communication Commission (FCC)
-       Frekuensi rangka gambar/frame = 30
-       Frekuensi medan gambar = 60
-       Banyaknya garis pada medan gambar = 262,5
-       Banyaknya garis scanning horizontal untuk tiap rangka gambar = 525
-       Banyaknya garis scanning horizontal tiap detik, atau banyaknya frekuensi horizontal tiap detik = 15,750
-       Lebar channel (saluran) = 6 MHz
-       Frekuensi channel untuk VHF = 2-13

Comitte Consutatif International des Radio Communication (CCIR)
-       Frekuensi rangka gambar/frame = 25
-       Frekuensi medan gambar = 50
-       Banyaknya garis pada tiap medan gambar = 312,5
-       Banyaknya garis scanning horizontal untuk tiap rangka gambar = 625
-       Banyaknya garis scanning horizontal tiap detik, atau banyaknya frekuensi horizontal tiap detik = 15,625
-       Lebar channel (saluran) = 7 MHz
-       Frekuensi channel untuk VHF = 1-9

Pada sistem FCC, saluran diatas 13 baru masuk pada jalur kanal UHF dengan frekuensi antara 470 MHz- 890 MHz. sedangkan untuk sistem CCIR, channel 10 ke atas sudah termasuk dalam kanal UHF dengan frekuensi sama seperti FCC. Dengan melihat perbedaan antara frekuensi pembawa gambar dan pembawa suara sebagaimana yang telah disebutkan, maka untuk sistem FCC adalah 4,5 MHz, sedangkan untuk sistem CCIR adalah 5,5 MHz. perbedaan sinyal pembawa gambar dan sinyal pembawa suara tidak penah berubah meskipun dalam saluran yang berbeda-beda.

PENUTUP
A.  Rangkuman
1.      Azas dasar pesawat televisi dapat diibaratkan sebagai bagian kerja atau prosedur kerja dari sebuah sel foto selenium, yaitu sebuah komponen yang kapasitas resistansinya berubah-ubah tergantung dari jumlah cahaya yang mengenainya.
2.      kata ‘televisi’, sudah pasti akan tahu jenis pesawat yang bagaimana yang sedang dibicarakan, yaitu sebuah pesawat yang mampu menanpilkan gambar dan suara sebagaimana layar bioskopelevisi sendiri berasal dari dua kata, yaitu ‘tele’ yang berarti jauh dan ‘visie’ yang berarti melihat. Jadi dengan penggabungan dua kata tersebut menjadi televisie maka dapat diartikan ‘melihat dari jauh’. Pada kenyataannya memang demikian. Pemancar televisi digunakan untuk merubah dan memancarkan kembali isyarat-isyarat gambar (pemandangan, orang, mobil, dsb) bersama-sama dengan isyarat suara bersangkutan. Sesudah semua isyarat itu dipancarkan ke udara melalui antenna pemancar.
3.      Selanjutnya isyarat-isyarat itu ditangkap atau diterima oleh televisi penerima dari jarak yang cukup jauh. Tentu saja penerimaan isyarat tersebut juga dilakukan oleh antenna televisi penerima. Sesudah sinyal ditangkap untuk selanjutnya diubah kembali dengan melalui beberapa proses yang dilakukan oleh komponen-komponen pesawat televisi, sehingga apa yang dipancarkan oleh pemancar televisi dapat dilihat dan didengar sebagaimana keadaan aslinya.
4.      Cahaya mempnyai kecepatan diudara atau ruang hampa udara + 186.000 mile/detik atau sama dengan 299.274.000 meter/detik (1 mile = 1609 meter). Besarnya kecepatan cahaya itu dapat dibulatkan menjadi 300.000.000 meter/detik. Besarnya kecepatan itu bukan merupakan ketetapan yang tak bisa diubah, sebab bila gelombang RF dalam perjalanannya melalui bahan-bahan perantaraan lain, maka kecepatan cahaya sewaktu-waktu dapat berubah.
5.      waktu untuk susut tanggapan mata (optic) relatf lambat (kira-kira 80 milidetik) bila rangsangan cahaya yang menimpanya dihilangkan dengan cepat, maka gerakan dari suatu cahaya atau obyek yang saling bergantian itu akan menimbulkan kesan berkesinambungan. Inilah yang disebut sebagai ilusisinematografi. Sebuah bintik cahaya yang bergerak berulang-ulang dengan arah mendatar yang sama pada suatu tabung gambar, maka bintik cahaya itu akan nampak sebagai garis horizontal utuh.
6.      Frekuensi atau gelombang pembawa yang digunakan dalam televisi ada dua macam yaitu VHF dan UHF. Dengan adanya dua sstem ini maka penggunaan channel pun berbeda.
7.      perbedaan banyaknya garis-garis scanning, frekuensi rangka gambar antara sistem FCC dan CCIR
Federal Communication Commission (FCC)
a.       Frekuensi rangka gambar/frame = 30
b.      Frekuensi medan gambar = 60
c.       Banyaknya garis pada medan gambar = 262,5
d.      Banyaknya garis scanning horizontal untuk tiap rangka gambar = 525
e.       Banyaknya garis scanning horizontal tiap detik, atau banyaknya frekuensi horizontal tiap detik = 15,750
f.       Lebar channel (saluran) = 6 MHz
g.      Frekuensi channel untuk VHF = 2-13
Comitte Consutatif International des Radio Communication (CCIR)
a.    Frekuensi rangka gambar/frame = 25
b.    Frekuensi medan gambar = 50
c.    Banyaknya garis pada tiap medan gambar = 312,5
d.   Banyaknya garis scanning horizontal untuk tiap rangka gambar = 625
e.    Banyaknya garis scanning horizontal tiap detik, atau banyaknya frekuensi horizontal tiap detik = 15,625
f.     Lebar channel (saluran) = 7 MHz
g.    Frekuensi channel untuk VHF = 1-9

B.  Latihan / test
1.      Jelaskan proses scanning atau penelusuran yang pertama kali diterapkan dalam azas pertelevisian!
2.      Jelaskan sejarah bagaimana televisi dicoba untuk pertama kalinya!
3.      Apa yang dimaksud dengan ilusisinematografi?
4.      Jelaskan peranan brightness, contrast, dan detail gambar dalam teknik televisi!
5.      Sebutkan perbedaan sistem FCC dengan CCIR dalam hal perbedaan banyaknya garis-garis scanning, frekuensi rangka gambar!

C.  Kunci Jawaban
1.      Scanning atau penelusuran yang pertama kali diterapkan dalam azas pertelevisian masih bersifat konvensional. Keluaran sebanyak 10.000 elemen sebagaimana yang sudah disebutkan diatas dihubungkan dengan titik-titik kontak oleh sebuah saklar yang besar. Jika sakalr diputar, keluaran yang berasal dari elemen sebelah kiri atas akan tersambung lebih dahulu dengan bagian rotor, kemudian disusul dengan elemen bagian kanan. Cara seperti ini dilakukan secara terus menerus sampai akhir dari baris-baris pada elemen-elemen tersebut tercapai. Sesudah satu baris penelusuran itu dicapai, dilanjutkan pada baris berikutnya dengan posisi agak ke bawah. Begitu seterusnya sampai seluruh gambar tertelusuri.
2.      Percobaan televisi yang pertama dilakukan sekitar tahun 1926 oleh John L. Baird. Kemudian disusul oleh laboratorium perusahaan telepon Bell pada tahun sekitar 1927. Lalu E.F. Alexanderson juga tak ketinggalan melakukan percobaan dan mendemonstrasikan pemancar televisi ukuran 3 inci persegi, ini dilakukan pada awal tahun 1928. Pesawat televisi pertama yang bekerja secara elektronik baru mulai terdapat dalam perdagangan Amerika Serikat sekitar tahun 1939, pada waktu itu masih menggunakan sistem gambar 441-garis. Baru dalam tahun 1941, komisi perhubungan federal Amerika Serikat mengadakan ketetapan untuk gambar televisi, yaitu menggunakan 525-garis. 13 tahun kemudian, yaitu antara tahun 1951 dan 1954 dibuka kanal televsi yang baru, yaitu kanal UHF (semula hanya menggunakan kanal VHF).
3.      waktu untuk susut tanggapan mata (optic) relatf lambat (kira-kira 80 milidetik) bila rangsangan cahaya yang menimpanya dihilangkan dengan cepat, maka gerakan dari suatu cahaya atau obyek yang saling bergantian itu akan menimbulkan kesan berkesinambungan. Inilah yang disebut sebagai ilusisinematografi. Sebuah bintik cahaya yang bergerak berulang-ulang dengan arah mendatar yang sama pada suatu tabung gambar, maka bintik cahaya itu akan nampak sebagai garis horizontal utuh.
4.      Dalam setiap televisi penerima sudah pasti dilengkapi dengan pengatur brightness dan contrast. Baik pengatur yang berada diluar maupun didalam. Apa yang disebut brightness tidak lain adalah merupakan intensitas penyinaran cahaya       rata-rata, dan ia menetukan derajat ketinggian (level) cahaya pada latar-belakang dari gambar yang direproduksi, intensitas dari penyinaran cahaya ini (brightness) setidaknya harus cukup kuat agar nantinya gambar dapat dilihat dengan mudah dalam ruangan yang mempunyai penerangan normal.
Bagian yang menentukan kurang dan tidaknya brightness pada layar tabung gambar televisi adalah:
-       Tinggi tegangan anoda kedua dari tabung gambar televisi.
-       Bias tegangan DC dalam sirkuit kisi-katoda tabung gambar.
Karena untuk menentukan tinggi rendahnya brightness pada layar tabung gambar televisi penerima ini adalah tegangan-tegangan sebagaimana yang disebutkan, maka untuk televisi penerima bagian brightness ini dapat diatur dengan cara mengubah-ubah tegangan bias DC tersebut. Dan pengaturan itu dapat dilakukan dengan mudah karena untuk setiap televisi penerima sudah disertai dengan sarana-sarana pengatur yang terdapat pada panel depan ataupun bagian dalam. Kalau pada bagian brightness tegangan DC yang menentukan, maka untuk bagian ‘contrast’ adalah perbedaan antara bagian hitam dan putih dari gambar yang di-reproduksi.  Agar  dapat menghasilkan gambar yang baik pada televisi penerima.
5.      perbedaan banyaknya garis-garis scanning, frekuensi rangka gambar antara sistem FCC dan CCIR
Federal Communication Commission (FCC)
a.       Frekuensi rangka gambar/frame = 30
b.      Frekuensi medan gambar = 60
c.       Banyaknya garis pada medan gambar = 262,5
d.      Banyaknya garis scanning horizontal untuk tiap rangka gambar = 525
e.       Banyaknya garis scanning horizontal tiap detik, atau banyaknya frekuensi horizontal tiap detik = 15,750
f.       Lebar channel (saluran) = 6 MHz
g.      Frekuensi channel untuk VHF = 2-13
Comitte Consutatif International des Radio Communication (CCIR)
a.    Frekuensi rangka gambar/frame = 25
b.    Frekuensi medan gambar = 50
c.    Banyaknya garis pada tiap medan gambar = 312,5
d.   Banyaknya garis scanning horizontal untuk tiap rangka gambar = 625
e.    Banyaknya garis scanning horizontal tiap detik, atau banyaknya frekuensi horizontal tiap detik = 15,625
f.     Lebar channel (saluran) = 7 MHz
g.    Frekuensi channel untuk VHF = 1-9

DAFTAR PUSTAKA
Panduan Reparasi Peralatan Televisi Warna, 1992, CV Aneka, Solo
Suhana dan Shigeki Shoji. 1994. Teknik Telekomunikasi. Jakarta: Pradnya  Paramita

SENARAI
Brightness                   : Terangnya cahaya dari permukaan suatau benda yang
                                      terkena cahaya, yang dalam pertelevisian. Merupakan
                                      intensitas penyinaran cahaya rata-rata, dan ia menetukan
                                      derajat ketinggian (level) cahaya pada latar-belakang dari
                                      gambar yang direproduksi
Contrast                      : adalah perbedaan antara bagian hitam dan putih dari
                                      gambar yang di-reproduksi.
CCIR                          : Committee consultative International des Radio                       
                                      Communication merupakan sistem standar  yang
                                      digunakan di Negara-negara Eropa.
FCC                            : Federal Communication Commission yaitu sistem standar
                                      dalam televisi yang digunakan di Amerika dan negara-
                                      negara sekitarnya serta
Ilusisinematografi       : adalah gerakan dari suatu cahaya atau obyek yang saling
                                      bergantian itu akan menimbulkan kesan kesinambungan.
Resolusi                       : merupakan istilah yang dipakai untuk detail gambar
VHF                            : Very High Frequency, merupakan sistem frekuensi sangat
                                      tinggi
UHF                            : Ultra High Frequency, merupakan sistem frekuensi yang
                                      jauh lebih tinggi dari VHF


Tidak ada komentar:

Posting Komentar